Jumat, 07 November 2014

PIKIRAN DAN TINDAKAN



“PIKIRAN DAN TINDAKAN”
( Renungan November 2014 )

Kedua kata tersebut adalah ibarat kedua sisi mata uang, keduanya saling terkait dan merupakan “sebab akibat”. Fikiran manusia akan mempengaruhi ucapannya secara lisan dan selanjutnya akan bertindak sejalan dengan apa yang difikirkan dan diucapkan, dan begitupun sebaliknya, tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh fikiran manusia itu sendiri. Orang yang memikirkan sesuatu secara terus menerus dan berulang-ulang maka lama-kelamaan akan terpola dalam memori otaknya dan membentuk persepsi orang tersebut yang ada di dalam pikirannya sendiri. Fikiran yang sudah terpola dan membentuk persepsi terhadap sesuatu akan mendorong tindakan orang tersebut pada suatu tindakan.
Orang yang cenderung selalu berfikir “negative” seperti selalu mengeluh, mengumpat, merasa tidak puas, merasa dirinya bersalah, merasa dirinya lemah, merasa dirinya tidak mampu dan lain-lain, maka ucapannya selalu keluhan, umpatan, dan cemoohan, sehingga tindakannya pun cenderung malas, membicarakan orang lain, menganggap orang lain tidak benar, dan minder karena dihantui rasa takut salah jika bertindak atau berbuat sesuatu. Demikian pula sebaliknya, orang yang selalu berfikir “posisit” akan mengucapkan hal-hal yang baik-baik dan cenderung akan bertindak mengikuti hati nurani. Sebagai contoh ; orang yang selalu berfikir “saya pasti bisa” (berfikir posisitif), maka orang tersebut selalu mengatakan kepada orang lain bahwa itu hal mudah, pasti kita bisa mengerjakan, jangan menyerah sebelum mencoba dan kata-kata positif yang lain. Apa yang dia fikirkan dan apa yang selalu dia ucapkan akan mendorong dirinya untuk bertindak dan melakukan atau paling tidak mencoba untuk berbuat sesuatu dan mencari jalan atau mencari cara untuk melakukan sesuatu.
Banyak faktor yang mendorong orang untuk berfikir negative atau berfikir positive. Beberapa faktor yang paling dominan mempengaruhi cara berfikit seseorang antara lain adalah hal-hal seperti ; 1) latar belakang pendidikannya, 2) lingkungan keluarganya, 3) lingkungan tempat bekerja.
1.         Faktor latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan seseorang dinilai turut berpengaruh terhadap cara berfikir dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua orang yang berpendidikan tinggi selalu berfikir yang demikian, namun paling tidak orang yang memiliki latar pendidikan baik, akan cenderung memiliki daya nalar yang baik pula. Dia akan selalu memikirkan akibat dari apa yang diucapkan dan apa akibat dari tindakannya. Intinya adalah orang yang berpendidikan baik akan berfikir sebelum bertindak dan tidak asal berbicara dan bertindak, sehingga orang-orang yang demikian akan cenderung lebih dewasa dan lebih bijaksana dalam berbicara dan bertindak (tidak “sembrono”). Alhasil orang yang dewasa dan bijaksana dalam berbicara dan bertindak cenderung akan bijaksana pula dalam pengambilan keputusan. Orang yang demikian itu tidak “grusa grusu” dalam mengambil keputusan. Selalu menimbang-nimbang akibat dari ucapan dan tindakannya itu. Orang yang demikian sering juga disebut sebagai orang yang sudah matang dalam berfikir dan bertindak sehingga sudah tidak diragukan lagi bila dijadikan sebagai tokoh panutan dan teladan bagi kelompoknya.
Dalam suatu kelompok baik kelompok kecil maupun dalam kelompok yang lebih besar, dari tingkat bawah maupun sampai pada tingkat yang lebih tinggi, pasti ada tokoh yang dapat dijadikan teladan atau panutan karena dinilai memiliki kecakapan dalam berbicara dan bijaksana dalam bertindak, walaupun kadar kecakapan dan kebijaksanaannya tentu berbeda disetiap tingkatan.  
2.         Faktor lingkungan keluarga
Faktor lain yang mempengaruhi cara berfikir (mindset) seseorang adalah factor lingkungan keluarga. Seseorang yang berada pada lingkungan keluarga yang penuh dengan tekanan ekonomi, kehidupan yang serba keras, atau seseorang yang berada dalam lingkungan keluarga yang sangat disiplin, dan kehidupan yang serba keteraturan, akan sangat berbeda dengan seseorang yang misalnya hidup di lingkungan keluarga yang sederhana tetapi tetap menjaga adat istiadat dan sopan santun dalam rumah tangga.
Orang yang kebetulan hidup di lingkungan keluarga yang serba keras dengan tekanan ekonomi, cenderung akan berfikir sebatas bagaimana memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Hari ini makan apa, dan dapat diperoleh dimana serta bagaimana cara memperolehnya.
Sementara seseorang yang berada dalam lingkungan keluarga yang mengutamakan kedisiplinan dan keteraturan akan cenderung berfikit lebih terstruktur dan relative patuh terhadap aturan. Lain halnya dengan orang berada dalam lingkungan keluarga yang mengutamakan adat istiadat dan sopan santun juga akan berdampak pada pola tindak dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kondisi tertentu biasanya seseorang yang sudah begitu mendarah daging dalam suasana kehidupan yang kental dengan budaya dan adat istiadat, maka dalam pola pikiranya cenderung terpatron.
3.         Faktor lingkungan tempat kerja
Faktor yang yang juga memberikan andil cukup besar dalam membentuk cara berfikir dan bertindak adalah faktor bagaimana kondisi dan situasi lingkungan tempat bekerjanya. Hal ini cukup beralasan karena selama 24 jam sehari semalam mungkin sebagian besar dari kita berada di lingkungan tempat bekerja (minimal -/+ 8 jam setiap hari). Cara berfikir seseorang yang berada di lingkungan kerja yang nyaman dengan gaji yang lumayan dengan pengembangan karier yang pasti cenderung akan membuat orang tersebut berfikir bagaimana mempertahankan kondisi ini (status quo). Berbeda dengan orang yang bekerja dalam situasi yang tidak pasti, karier yang tidak jelas, gaji yang rendah, dan lain-lain. Banyak yang berpengaruh di sini, seperti kondisi sarana dan prasanara kantor, rekan-rekan sekerja, pola kepemimpinan, insentif-insentif, kepastian dalam karier, dan lain-lain.
Jadi pikiran dan tindakan seseorang dipengaruhi oleh hal-hal yang sudah disebutkan di atas. Sekarang bagi anda yang ingin mengetahui pola perilaku dan tindakan anda cobalah merenung dan mengingat ingat. Bagaimana latar belakang pendidikan anda, bagaimana kondisi lingkungan keluarga anda dan bagaimana lingkungan tempat anda bekerja sekarang.
Semoga bermanfaat
Zufar Puja